Mengecat ulang atau repainting mobil dilakukan karena berbagai alasan. Mulai dari baret, tabrakan, cat pudar atau sekadar modifikasi. Pengecatan ulang biasanya (dan disarankan) dilakukan di bengkel. Walaupun tak jarang juga yang mengecat mobil sendiri.
Baik di bengkel maupun cat sendiri, pengecatan harus diperhitungkan dengan akurat. Sebab, cat mobil berperan besar dalam keindahan eksterior. Salah sedikit bisa sangat mengganggu penampilan.
Sebelum memulai mengecat ulang mobil, ada beberapa hal yang harus dipikirkan lagi. Pertama, apakah mobil Anda worth it untuk dicat ulang? Pasalnya, pengecatan ulang dapat membutuhkan biaya hingga puluhan juta.
Jika pengecatan ulang memakan biaya lebih dari 25% nilai mobil Anda, lebih baik sekalian beli mobil baru. Kecuali memang mobil tersebut memiliki nilai tersendiri untuk Anda.
Yang kedua adalah pilihan warna dan jenis cat, apakah ingin sama dengan warna lama cat lama atau tidak. Jika mengganti warna, pengerjaanya akan lebih rumit dan memakan biaya lebih mahal.
Pastikan juga Anda sreg dengan warna yang Anda pilih. Jangan sampai baru dua tahun sudah menyesal karena sekedar ikut tren. Sediakan waktu Anda untuk ‘riset’ terlebih dahulu.
Setelah semua sudah yakin, Anda bisa bawa mobil Anda ke bengkel cat. Nah, walaupun sudah ke bengkel, bukan tidak mungkin masalah bisa terjadi.
Berikut adalah beberapa masalah yang kerap menimbulkan penyesalan karena pengecatan mobil sembarangan.
1. Hasil cat belang
Mengecat ulang bagian tertentu lebih beresiko belang. Hal ini terjadi karena kualitas pendempulan, dan pencampuran warna yang memang sulit untuk bisa sama persis dengan warna cat original di bagian lainnya.
Jika Anda menginginkan warna seragam sesuai warna cat original, lebih baik Anda ke bengkel resmi. Selain menggunakan cat yang sesuai, pengecatan dilakukan sesuai dengan prosedur dari manufaktur.
2. Cat tidak rapih
Pengaplikasian cat yang terlalu tebal menghasilkan gumpalan dari bakal tetesan cat yang membeku di bagian bawah bagian yang dicat, dikarenakan Sifat cairan akan mengalir ke bawah mengikuti gravitasi.
Selain itu, masking atau penutupan bagian lain yang tidak dicat juga harus dilakukan dengan teliti. Jika tidak, area lain seperti karet jendela dan headlamp bisa kena noda cat. Hal diatas tidak akan terjadi di bengkel yang pengerjaannya sabar dan telaten.
3. Ada kotoran di cat mobil
Cat yang baru diaplikasikan mudah ditempeli debu. Hal ini menimbulkan noda membandel dan tekstur yang tidak mulus. Hal ini rentan terjadi karena bengkel cat adalah ‘sarang’ debu dari mobil-mobil yang kotor, angin yang masuk, maupun serbuk dari pengamplasan.
Maka, pilihlah bengkel yang memperhatikan kebersihan workshopnya seperti menggunakan filter debu di area pengecatan.
4. Warna berubah pudar
Warna yang tadinya bagus setelah baru keluar bengkel bisa perlahan berubah pudar. Hal ini biasanya terjadi jika Anda melakukan pengecatan di bengkel cat “kilat” di pinggir jalan yang menggunakan cat berbahan dasar Nitro celluloce (Duco) atau Laquer yang murah dan cepat kering namun cepat pudar.
Sedangkan, bengkel profesional umumnya menggunakan cat oven berbahan dasar Poly urethane. Pengerjaanya memang lebih lama, namun hasilnya lebih keras, berkilap, dan tahan goresan.
Jadi, langkah penting dalam melakukan pengecatan mobil adalah rencanakan, pilih bengkel berkualitas, dan periksa hasil pengerjaan di bengkel, sebelum bawa pulang mobil